Pages

Wednesday, 11 December 2013

LDC (Long Distance Couple)

Bahagia hati jika kita memasuki lembar hidup baru melalui ikatan pernikahan. Dimana kita yang sebelumnya hanya berfikir untuk diri sendiri, kini beban berfikir kita dibagi dua dengan pasangan hidup kita. Dimana kita telah memiliki tempat berlabuh, tempat berbagi, dan tempat untuk mencurahkan kasih sayang. Seolah-olah hidup ini sudah lengkap-kap-kap.

Pada umumnya dalam pernikahan pasangan suami istri akan tinggal bersama, namun ada pula kondisi dimana sang suami dan sang istri harus rela menjadwalkan pertemuan mereka karena satu dua kepentingan, dengan kata lain mereka menjalani long distance relationship.
Nah, apa yang terungkap barusan adalah apa yang sedang saya dan sang istri tercinta jalani. Kami baru menikah dan harus rela terpisahkan oleh jarak dikarenakan kepentingan pekerjaan. Untungnya kami sudah ber"planing" untuk tinggal bersama dalam waktu dekat. Tinggal perjuangan sebelum hari itu tiba, kekekekeke..
Pengen banget cepet-cepet se-rumah sama istri, tiap hari liat wajah pujaan hati, semendung apapun diluar sana, hati akan tetap cerah. :D
Cemburu juga kalo liat temen-temen yang udah meried dan serumah sama istri. Ada yang dibawain bekal lah, ada yang kalo istirahat pulang lah, ada yang rela bolak-balik demi makan bareng istri lah. Tak peduli lagi apa yang dimasak istri, yang penting buatan sang istri dan makannya ditemani sang istri pula.. nyam nyam nyam, pasti mak nyuuss.. hehehehe..
Pernah juga disindir temen, sambil nunjuk baju temen yang udah nikah dia bilang, "ini lo bedanya yang udah punya istri", kontan aja komentar itu langsung mak jleb di hati. Maksud dari temen itu adalah baju temen yang ditunjuk itu rapi, setrikaan, sedangkan baju ku kusut, walaupun sebenarnya sudah disetrika, tapi ya yang namanya setrikaannya cowok, lalalalala...
Cukuplah curhatnya, yang jelas walaupun LDR itu mempengaruhi suatu hubungan, tapi komunikasi dan kesabaran adalah kunci utama ketenteraman dalam berumah tangga.
Walaupun kami masih LDR, tapi kami saling menenteramkan. Walaupun kami sering ngambeg2an, tapi kami selalu belajar mawas diri. Sejauh apapun jarak yang memisahkan, jikalau hati selalu dekat hambatan-hambatan tak akan terlalu berarti.


Terimakasih untuk istriku tersayang.

No comments:

Post a Comment